Langsung ke konten utama

Esensi Analisis Web

ESENSI ANALISIS WEB


disusun oleh
Nama: Carolina Indri Ditya
NPM: 51418503
Kelas: 2IA01
Mata Kuliah: Pengantar Web Science #






JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020


Ø Esensi Analisis Web
Analisis web adalah pengukuran, pengumpulan, analisis, dan pelaporan data web untuk tujuan memahami dan mengoptimalkan penggunaan web. Namun, analisis Web bukan hanya proses untuk mengukur lalu lintas web tetapi dapat digunakan sebagai alat untuk riset bisnis dan pasar, dan untuk menilai dan meningkatkan efektivitas situs web. Aplikasi analisis Web juga dapat membantu perusahaan mengukur hasil kampanye iklan cetak atau siaran tradisional. Ini membantu seseorang untuk memperkirakan bagaimana lalu lintas ke situs web berubah setelah peluncuran kampanye iklan baru. Analisis Web menyediakan informasi tentang jumlah pengunjung ke situs web dan jumlah tampilan halaman. Ini membantu mengukur tren lalu lintas dan popularitas yang berguna untuk riset pasar.
Analisis Web dikenal sebagai analisis lalu lintas atau pengendalian web, yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi dan memantau kesuksesan situs web jangka panjang. Ini adalah metode untuk merekam dan mengevaluasi informasi tentang perilaku pengunjung serta menghitungnya menjadi data statistic (KPI).
Terdapat 4 esensi analisis web, yaitu :
Pengumpulan Data (collection of data)
Pengolahan Data menjadi Informasi (processing of data into information)
Mengembangkan KPI (developing key performance indicators)
Merumuskan Strategi Online (formulating online strategy)

A. Pengumpulan Data (collection of data)
Pengumpulan data dalam sebuah penelitian merupakan salah satu tahap yang sangat penting. Teknik pengumpulan data yang tepat dan benar akan menghasilkan data yang memiliki kredibilitas tinggi, dan sebaliknya. Oleh karena itu, pada tahap ini tidak boleh salah dan harus dilakukan secara cermat sesuai dengan prosedur dan ciri-ciri penelitian yang akan digunakan.
Pada penelititan, kesalahan atau ketidaksempurnaan dalam metode pengumpulan data akan berakibat fatal, yakni berupa data yang tidak credible, sehingga hasil penelitiannya kurang bisa/tidak bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya. Setelah melakukan proses pengumpulan data, hasil dari data tersebut harus dianalisis untuk memberikan arti dari hasil yang telah didapatkan. Proses analisis data diawali dengan menelah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan, yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya. Dalam penelitian analisis data merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan.
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu, kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen. Kualitas pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Macam-macam teknik pengumpulan data antara lain:
Wawancara (Interview)
Angket (kuesioner)
Observasi (pengamatan)
Dokumentasi
Tes.

1. Wawancara (Interview)
Wawancara menurut Satori & Komariah (2011: 130) adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Sugiyono (2010: 194) menjelaskan bahwa wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya kecil/sedikit.
Teknik pengumpulan data mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Dalam Sugiyono (2010: 194), wawancara dibedakan menjadi wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Teknik pengumpulan data dengan wawancara biasa digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Wawancara lebih sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, wawancara lebih sering digunakan untuk studi pendahuluan dalam menemukan permasalahan yang akan diteliti. Dalam penelitian kualitatif, wawancara bersifat mendalam, karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas dari informan.

2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010: 199). Kuesioner efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Kuesioner cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka.
Kuesioner dapat digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan. Kuesioner lebih sering digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan. Tetapi ada juga penelitian kualitatif yang menggunakan bantuan angket sebagai teknik pengumpulan datanya.

3. Observasi (Pengamatan)
Pengertian observasi menurut Satori & Komariah (2011: 105) adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian. Secara langsung dengan terlibat ke lapangan dengan melibatkan seluruh pancaindera. Sedangkan tidak langsung dengan dibantu mediavisual/audiovisual.
Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain. Teknik observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. 
Observasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Observasi untuk penelitian kualitatif menurut Satori dan Komariah (2011: 105) adalah pengamatan langsung terhadap objek untuk mengetahui keberadaan objek, situasi, konteks, dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kuantitatif biasanya menggunakan observasi terstruktur. Sedangkan pada penelitian kualitatif, observasi yang sering dilakukan adalah observasi berperanserta, dengan instrumen observasi tidak terstruktur.

1. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen berbentuk gambar misalnya foto, sketsa, dll. Dokumen berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film, dll. Dalam penelitian kualitatif studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara.
Dokumetasi dapat digunakan pada penelitian kuantitatif, kualitatif dan pengembangan. Dokumentasi sering digunakan pada penelitian kualitatif sebagai pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Akan tetapi, dokumentasi juga digunakan dalam penelitian kuantitatif dan pengembangan, dalam hal mengumpulkan data awal yang dapat menunjang latar belakang dan pentingnya penelitian.

2. Tes
Tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan obyek yang diteliti (Arikunto, 2006: 223).

A. Pengolahan Data menjadi Informasi (processing of data into information)
Pengolahan data dapat dilakukan secara manual maupun dengan sistem komputerisasi melalui berbagai aplikasi pengolah data. Proses pengolahan data seperti memasukkan dan mengambil data dari dan ke media penyimpanan memerlukan perangkat lunak semacam sistem manajemen basis data.
Secara umum proses pengolahan data menjadi informasi melalui tiga tahapan dasar yaitu :
1. Tahapan Input
Dilakukan dengan pemasukan data ke dalam proses komputer lewat alat input (input device).
2. Tahapan Process
Dilakukan proses pengolahan data yang sudah dimasukkan yang dilakukan oleh data pemroses (process device) yang dapat berupa proses perhitungan, pengendalian, atau pencarian pada storage.
3. Tahapan Output
Dilakukan proses penghasilan output dari hasil pengolahan data ke alat output (output device) yaitu berupa informasi.

Tiga tahapan dasar tersebut dikembangkan sebagai berikut.

a. Penghimpunan dan pencatatan data
Tahapan ini berhubungan dengan proses pengumpulan atau penghimpunan data yang biasanya merupakan proses pencatatan (recording) data ke dokumen dasar atau formulir.
b. Pengklasifikasian data
Dalam tahapan ini, data diberi identitas atau diklasifikasikan. Identifikasi tersebut dapat dilakukan untuk suatu kelompok atau beberapa kelompok dari data tersebut sehingga nantinya merupakan karakteristik dari data yang bersangkutan.
c. Penyusunan data (sorting)
Setelah data-data yang diolah diberikan identifikasi seperti diatas, maka data tersebut mungkin perlu diatur atau disusun sedemikian rupa, contohnya mengurutkan data berdasarkan kode klasifikasinya, berdasarkan nama, tanggal, dan lain sebagainya. Proses ini dinamakan sorting.
d. Perhitungan (calculating)
Tahapan ini data dihitung atau dikalkulasi seperti pelaksanaan perhitungan atau disebut juga calculating.
e. Penyusunan laporan (summarizing)
Untuk memungkinkan dilakukan analisis terhadap data atau informasi yang dihasilkan, diperlukan penyimpulan atau pembuatan rekapitulasi laporan sesuai dengan keinginan pemakai informasi.
f. Penyimpanan (storing)
Storing atau penyimpanan data dan informasi yang sejenis kedalam file untuk referensi dimasa yang akan datang perlu dilakukan. Media penyimpanan ini terdiri dari beberapa macam, disesuaikan dengan metode dan peralatan yang dipakai dalam sistem pengolahan data, seperti disk, kartu, dan dokumen. Dapat juga disimpan pada dunia maya.
g. Pencarian (retrieving)
Di dalam file yang disimpan, pencarian data atau retrieving biasa digunakan dengan cara penyimpanannya terutama jika pengolahan datanya menggunakan komputer.
h. Komunikasi (communicating)
Dalam proses pengolahan data menjadi informasi sampai informasi tersebut dapat dipakai oleh user atau pengguna, maka diperlukan suatu komunikasi sehingga mempermudah proses pengolahan data menjadi informasi.
i. Penggandaan (reproducing)
Untuk pengamanan apabila data hilang atau rusak, juga untuk keperluan perusahaan lainnya bisa dilakukan dengan penggandaan menggunakan mesin fotocopy, disk maupun magnetic tape. Penggandaan berarti proses, cara, perbuatan menggandakan. Penggandaan data berarti suatu perbuatan menggandakan atau memperbanyak data sesuai dengan kebutuhan menggunakan alat pengganda.
j. Pendistribusian data
Pendistribusian data dan informasi dapat dilakukan bila data sudah digandakan. Penggandaan data tersebut dilakukan agar data dapat dijadikan sebagai informasi bagi yang membutuhkannya. Penggandaan dapat dilakukan melalui media penyimpanan seperti CD, DVD, maupun melalui cetakan dan sebagainya.

B. Mengembangkan KPI (developing key performance indicators)
Mengembangkan KPI bisa dimulai dengan melakukan cascading dari sasaran yang akan dicapai perusahaan, atau bisa juga dikembangkan dari job desc dan proses bisnis/kerja individu, tim, dan organisasi. Key Performance Indicators atau disingkat dengan KPI adalah salah satu jenis Pengukuran Kinerja yang digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu perusahaan/organisasi, proyek, unit kerja, departemen ataupun individu mencapai sasaran dan tujuan strategis yang telah ditetapkannya. Manajemen Perusahaan pada umumnya menggunakan Key Performance Indicators (KPI) ini untuk melacak dan menganalisis faktor yang dianggap penting untuk keberhasilan organisasinya. Pada tahap ini berfokus pada penggunaan rasio (dan jumlah) dan menanamkannya dengan strategi bisnis, disebut sebagai indikator kinerja utama (KPI).
Menurut Warren (2011), Key Performance Indicator (KPI) merupakan sebuah pengukuran yang menilai bagaimana sebuah organisasi mengeksekusi visi strategisnya. Visi strategis yang dimaksud merujuk kepada bagaimana strategi organisasi secara interaktif terintegrasi dalam strategi organisasi secara menyeluruh. Sering kali, KPI menangani aspek konversi, tetapi tidak selalu. Itu tergantung pada organisasi.


C. Merumuskan Strategi Online (formulating online strategy)
Perumusan strategi atau formulasi strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik. Tahap ini berkaitan dengan tujuan, sasaran, dan standar online untuk organisasi atau bisnis. Strategi-strategi ini biasanya terkait dengan menghasilkan uang, menyimpan uang, atau meningkatkan pangsa pasar.

Ø Teknologi analisis web
Setidaknya ada dua kategori analitik web, analitik web di luar situs dan di tempat .
1. Analisis web di luar situs mengacu pada pengukuran dan analisis web terlepas dari apakah Anda memiliki atau mengelola situs web. Ini mencakup pengukuran potensi audiens (peluang) situs web, pangsa suara (visibilitas), dan buzz (komentar) yang terjadi di Internet secara keseluruhan.
2. Analisis web di tempat, yang lebih umum dari keduanya, mengukur perilaku pengunjung sekali di situs web Anda. Ini termasuk driver dan konversinya; misalnya, sejauh mana laman landas berbeda dikaitkan dengan pembelian online. Analisis web di tempat mengukur kinerja situs web Anda dalam konteks komersial. Data ini biasanya dibandingkan dengan indikator kinerja utama untuk kinerja dan digunakan untuk meningkatkan respons audiens situs web atau kampanye pemasaran. Google Analytics dan Adobe Analytics adalah layanan analisis web di tempat yang paling banyak digunakan; meskipun alat baru sedang muncul yang memberikan lapisan informasi tambahan, termasuk peta panas dan ulangan sesi.


Ø Konsep Pengukuran Web
Kualitas pengukuran website terdiri dari 2 yaitu
1. ServQual
2. WebQual

1. ServQual
ServQual adalah salah satu metode untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan. Metode ServQual memperhatikan harapan pelanggan mengenai layanan yang akan diterimanya (expectation) dan layanan yang telah diterimanya (perception). Menurut Tjiptono (2005) service quality adalah suatu tingkat keunggulan yang diharapkan dimana pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berikut ini adalah dimensi-dimensi dari ServQual :
a. Reliability: kemampuan untuk memberikan jasa dengan segera dan memuaskan.
b. Responsiveness: kemampuan untuk memberikan jasa dengan tanggap.
c. Assurance: kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh para staf, bebas dari bahaya, resiko dan keragu-raguan.
d. Emphaty: kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahami kebutuhan pelanggan.
e. Tangibles: fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
Metode SERVQUAL dikembangkan oleh Berry, Zeithaml, dan Parasuraman (1990). Dimana harapan, kepuasan pelanggan dan kualitas layanan mempunyai hubungan yang dapat diukur dari kualitas pelayanannya (service quality), kepuasan pelanggan dihitung dengan membandingkan prediksi dan persepsi dari pelanggan. Dalam kuesioner yang disebar nantinya akan terdapat penilaian pelanggan terhadap dua bagian penting yaitu:
Bagian Ekspektasi, yang memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengetahui dengan pasti harapan umum (ekspektasi) dari konsumen terhadap sebuah jasa.
Bagian Persepsi, yang memuat pertanyaan-pertanyaan untuk mengukur pandangan konsumen terhadap perusahaan dengan kategori tertentu.
Untuk perhitungan skor SERVQUAL, kita dapat menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut (Zeithaml, 1990):
Skor ServQual = Skor Persepsi – Skor Ekspektasi

2. WebQual
WebQual merupakan salah satu metode pengukuran kualitas website yang dikembangkan oleh Stuart Barnes dan Richard Vidgen. WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir. Metode ini merupakan pengembangan dari Servqual- yang disusun oleh Parasuraman, yang banyak digunakan sebelumnya pada pengukuran kualitas jasa. Instrumen penelitian pada Webqual tersebut dikembangkan  dengan metode Quality Function Development (QFD).
WebQual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998 dan telah mengalami beberapa iterasi dalam penyusunan dimensi dan butir-butir pertanyaannya.  WebQual 4.0 tersebut disusun berdasarkan penelitian pada tiga dimensi yaitu :
a. Usability Quality : Persepsi pengguna terhadap kemudahan dibaca dan dipahami, serta kemudahan beroperasi dan bernavigasi.
b. Information Quality : Persepsi pengguna terhadap informasi yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan, selalu up-to-date dan akurat, serta informasi yang dapat dipercaya, relevan, mudah dibaca, dan dipahami.
c. Service Interaction Quality : Persepsi pengguna terhadap semua proses layanan dapat diselesaikan secara online, proyeksi gambar sesuai dengan situs pemerintah, serta penggunaan situs sebagai sarana interaksi alternatif yang keamanannya lebih baik.
WebQual dapat digunakan untuk menganalisis kualitas beberapa website, baik website internal perusahaan (intranet) maupun website eksternal.  Persepsi pengguna tersebut terdiri dari dua bagian, yaitu persepsi tentang mutu layanan yang dirasakan (aktual) dengan tingkat harapan (ideal). Barnes dan Vidgen (2003) melakukan penelitian dengan menggunakan WebQual untuk mengukur kualitas website yang dikelola oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development).
Website yang bermutu dari perspektif pengguna dapat dilihat dari tingkat persepsi layanan aktual yang tinggi dan kesenjangan persepsi aktual dengan ideal (gap) yang rendah. Model kualitas website atau WebQual tersebut pertama kali digunakan pada portal sekolah bisnis berdasarkan faktor-faktor kemudahan penggunaan, pengalaman, informasi dan komunikasi, serta integrasi (Barnes dan Vidgen, 2000).


Referensi:


Komentar